Wednesday, June 15, 2011

Jogja-Banjarmasin dengan Burung Besi

Posted by wahyu cahyani at 1:35 PM

            Pengalaman yang tak terlupakan ini bermula saat aku dan saudaraku pergi ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pagi yang cukup cerah dan panas, aku menuju bandara di kota Gudeg ini. Sinar matahari itu seakan menerobos masuk ke dalam darahku. Aku masuk untuk check in dan menunggu si burung besi. Aku terlihat bingung, melihat ke sana ke mari, maklum itu pertama kalinya aku akan naik pesawat terbang. Barang-barang dibawa menggunakan trolly. Setelah itu aku duduk manis sambil berbicara dengan saudaraku. Kulihat orang berlalu lalang. Suara pengumuman penerbangan seakan tidak pernah berhenti. Saat itu kulihat ada penumpang yang belum masuk pesawat tertentu,banyak orang sibuk mencarinya. Huhh....benar-benar membuatku pusing saja. Ada juga orang yang duduk, makan, dan melakukan aktifitas sesuka hatinya. Aku menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhku...hem... harumnya..
            Waktupun tiba, saat pertama kalinya menaiki si burung besi dan menapakkan kakiku, cukup aneh memang. Dulu, kukira tangganya keluar dari pesawat itu. Tetapi ternyata tangganya hanya dipasangkan dari bawah saja, brek...breek.. kulangkahkan kakiku menaiki pesawat. Aku dan saudaraku mulai duduk dan siap menikmati perjalanan ke Borneo. Perlahan-lahan pesawat mulai berjalan, deg-deg-deg... Jantung ini berdetak semakin cepat, kepalaku mulai agak pusing dan weees.. terbang semakin cepat dan semakin meninggi. Kulihat awan begitu dekat, sangat mengagumkan. Dari jendela pesawat, kulihat warna putihnya awan. Seakan-akan aku dapat menyentuhnya. Air berwarna biru terbentang luas di bawahku. Laut Jawa,..ya itu Laut Jawa yang membentang antara Jawa dan Kalimantan. Wow, dahsyat!!! Terkadang telingaku agak terganggu oleh pengaruh mesin. Suara mesin itu benar-benar menusuk telingaku.
            Satu jam berlalu, akhirnya pesawat mulai mendarat, deg-deg-deg... jantungku mulai kambuh lagi. Tidak berapa lama,....wes...... mendarat dengan sempurna. Lega rasanya saat burung besi itu mulai menapakkan kakinya ke daratan. Huh, sampai juga di daratan Borneo, hem...panasnyo...! sinar matahari di Kalimantan membuat kulitku langsung berubah menjadi hitam. Bukan hanya sinar matahari, tetapi udara di sana juga terasa panas. Keringatku mulai menetes. Cukup lelah setelah melalui perjalanan udara yang menjadikan pengalaman baru bagiku. Untuk sampai di tempat saudaraku, ternyata masih harus menggunakan mobil selama 1 jam. Badan ini terkulai lemas, menikmati pemandangan di kanan dan kiri. Hingga tak kusadari, aku terlelap dalam mimpi indah. Ya, setelah 1 jam berlalu, aku dapat meneruskan tidurku ke sebuah tempat tidur yang nyaman dan membuatku semakin terlelap.
            Si burung besi juga mengantarku kembali ke Jogja, meninggalkan kota yang dipenuhi sungai, kota yang telah memberiku banyak pengalaman baru, melihat suasana yang tidak biasanya kulihat di Jawa. Martapura, Pasar Terapung, Soto Banjar,..huaaah... semuanya akan kurindukan lagi. Bahkan orang dengan dialek Banjar. Aku benar-benar tidak mengerti maksudnya. Ucapannya sangat cepat dan keras. Huuuuft... Banyak rumah yang terbuat dari kayu, bahkan di atas air. Bedanya adalah saat ini akan kulalui sendiri.
            Berpamitan dan mengucapkan kata-kata terakhir. Aku hanya memakai celana jins dan kaos putih dilengkapi sebuah syal warna pink, hanya memakai sandal jepit. Aku masuk dan mulai check in, sendiri... Berjalan tanpa ragu, menaiki escalator yang ada, lalu duduk. Meski penuh dengan ketidakpastian dan tanda tanya, namun aku harus yakin dan berani untuk berjuang kembali ke Jogja. Aku duduk cukup lama. Hanya orang-orang asing di sekitarku. Sendiri, bahkan tak seorangpun yang aku kenal. Aku benar-benar merasa seperti orang yang bodoh. Sebuah tas yang menemaniku dan mulai kugendong memasuki bis.ya, sebelum naik pesawat, aku harus naik bis. Tak berapa lama, kulangkahkan kakiku menaiki burung besi dan mulai mencari nomor dudukku. Yap, duduk dan menikmati perjalanan itu. Kuraba tanganku, sangat dingin. Cukup menakutkan dan mengerikan sore itu agak gerimis dan si burung besi mulai naik turun, menggetarkan nadi, membuat jantung ini berdegup kencang, menggetarkan tangan ini. Memejamkan mata sambil berdoa sedikit mengurangi ketakutan diri ini.
            Dan akhirnya, satu jam berlalu,...burung besi itu mendarat dengan lancar,.... ceeees seperti diisiram dengan air es. Semua ketakutan dan keraguan akhirnya bisa kuatasi...Horrey...^_^
           

0 comments on "Jogja-Banjarmasin dengan Burung Besi"

Post a Comment

 

keep smile n full spirit ^ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting