Sebagai orang katolik, tentu kita tidak asing lagi dengan Kitab Suci. Sebuah buku yang ditulis oleh pengarang di masa lampau. Bukan sembarang pengarang, karena mereka telah mendapat wahyu serta bimbingan dari Roh Kudus dalam menulis buku itu. Setiap ekaristi kita pasti mendengarkan lektor membaca bacaan dari Kitab Suci. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita sering meluangkan waktu untuk membacanya? Sejatinya Kitab Suci adalah firman Tuhan sendiri. Dengan membaca Kitab Suci, kita dapat mengetahui nasihat-nasihat dari Guru kita, membuat kita lebih santai dan dapat memberikan pencerahan saat kita menghadapi masalah, dan yang terpenting adalah kita dapat mengenal Yesus secara lebih dekat. Apakah kita membaca Kitab Suci setiap hari? Bandingkan dengan membaca novel yang baru saja dibeli. Kita pasti akan cenderung membaca novel tersebut sampai selesai. Mengapa tidak demikian halnya dengan Kitab Suci? Bukankah keduanya sama-sama sebuah cerita? Lalu mengapa kita lebih memilih membaca novel dibandingkan dengan membaca Kitab Suci? Kawula muda di masa kini sudah jauh berbeda. Tantangan yang dihadapi semakin berat. Perkembangan teknologi semakin pesat. Hal inilah yang mengakibatkan gaya hidup remaja berubah pula. Remaja sekarang lebih menyukai cara-cara instan yang lebih mementingkan hasil daripada proses. Dengan demikian, wajar saja jika anak muda tidak tertarik membaca Kitab Suci karena bagi mereka kegiatan tersebut membosankan dan hanya membuang-buang waktu saja.
Banyak faktor yang menyebabkan kaum muda jarang membaca Kitab Suci. Kitab Suci berbentuk buku yang sangat tebal. Hal ini akan terlihat menjenuhkan apabila harus membacanya. Ditambah lagi dengan sampul yang tidak menarik. Masihkah ada kemauan untuk membacanya? Sepertinya tidak. Kaum muda tidak akan mengerti isi Kitab Suci jika mereka dipaksa. Pemaksaan hanya akan membuat mereka semakin membenci Kitab Suci. Zaman sekarang, banyak sekali kegiatan yang menyita waktu bagi kaum muda yang memungkinkan mereka tidak sempat membaca Kitab Suci. Sekiranya ada waktu, pasti malas karena terlalu lelah setelah mengikuti kegiatan. Selain itu, terdapat kisah yang mirip dalam bacaan Kitab Suci, hal ini juga akan menambah kebosanan. Hal yang terpenting adalah bagaimana menyampaikan isi dari Kitab Suci tersebut dengan gaya anak muda yang segar, penuh kreativitas dan semangat sehingga mereka dapat merenungkan dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Cara-cara lama seperti halnya membaca ataupun mendengarkan sudah tidak sesuai dengan zaman teknologi saat ini. Lalu, apa yang bisa kita lakukan ? Sudah pasti kita harus mengubah pendekatan tersebut dengan cara-cara yang lebih kreatif.
Bukan seberapa sering kita membaca Kitab Suci akan tetapi seberapa kita memahaminya dan menerapkannya dalam hidup kita sehingga kita dapat menjadi pewarta sabda bagi orang lain. Penyampaian melalui film ataupun video akan lebih menyentuh hati mereka. Menonton film tentang kisah Yesus ataupun tokoh-tokoh dalam Kitab Suci akan lebih menyenangkan. Selain itu diskusi serta tanya jawab akan lebih membuat mereka berfikir dan merefleksikan apa yang mereka dapat dari Kitab Suci dengan kehidupan mereka. Sabda-sabda Tuhan hanya sekedar omong kosong belaka jika tidak pernah kita lakukan. Permainan juga merupakan media yang sangat efektif dalam penyampaian isi Kitab Suci. Kaum muda sangat senang bermain dan mencoba sesuatu yang baru. Jenis permainannya bermacam-macam, mulai dari dinamika kelompok, menggunakan kartu, ataupun bermain dengan menggunakan komputer. Akan tetapi perlu diingat pula bahwa yang terpenting adalah mereka menjadi semakin kenal, dekat dan bersahabat dengan Tuhan. Inovasi yang paling canggih saat ini adalah memanfaatkan aplikasi Kitab Suci elektronik dari internet. Dengan teknologi tersebut, membaca Kitab Suci menjadi sesuatu yang selalu ditunggu-tunggu. Bahkan nantinya, akan menjadi sebuah kebiasaan.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi kaum muda untuk tidak membaca Kitab Suci. Era Teknologi seperti sekarang ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal dan bukannya menjadi penghalang bagi kita. Teknologi akan dengan cepat berubah dan berkembang. Akankah kaum muda semakin terseret dan terbawa oleh derasnya perubahan teknologi tersebut? Buktikan bahwa kamu dapat menjadi pribadi yang lebih baik di masa kini. Perubahan teknologi? Siapa takut !!!
Yulius Wahyu Putranto & Klara Ade Krisnawati
Lingkungan St. Thomas Ngagul-agulan
0 comments on "Inovasi Membaca Kitab Suci di Era Teknologi"
Post a Comment