A.
Biografi
Bruner
Jerome Seymour Bruner, lahir di New York City pada
tanggal 1 Oktober 1915, berkebangsaan Amerika. Ia menyelesaikan gelar sarjana
di Duke University (1937), serta doktor bidang psikologi di Harvard University
(1939) dan mendapat gelar Ph.D. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai
perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh
pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang
bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi.
B.
Belajar
Menurut Bruner
Pada dasarnya setiap individu pada waktu mengalami
atau mengenal peristiwa yang ada di dalam lingkungannya dapat menemukan cara
untuk menyatakan kembali peristiwa tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu
model mental tentang peristiwa yang dialaminya. Bruner menyatakan belajar
merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal
baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.
C.
Tahapan
Belajar Menurut Bruner
Dalam
belajar, Bruner membagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1. Tahap enaktif
(sensori) : peserta didik di dalam belajarnya menggunakan atau memanipulasi
obyek-obyek secara langsung.
2. Tahap ikonik
(konkret) : kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran
dari obyek-obyek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung
obyek-obyek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran
dari obyek. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili
suatu konsep (Sugandi, 2004:37).
3. Tahap simbolik (abstrak) :
anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada
lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak mencapai transisi dari penggunaan penyajian
ikonik ke penggunaan penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir
abstrak dan lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan
dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk
mencapai pemahaman.
D.
Tahapan
Proses Belajar Menurut Bruner
Dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
1. Tahap
Informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh
sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi
yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang
berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya
telah dimiliki.
2. Tahap
Transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis,
diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual
supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
Bagi siswa pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai
dengan bimbingan guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi
kognitif yang tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu.
3. Tahap
Evaluasi (tahap penilaian meteri)
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi
yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau
memecahkan masalah yang dihadapi.
E.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengajaran
1. Pengalaman
optimal untuk mempengaruhi siswa belajar.
Bruner
melihat bahwa ada semacam kebutuhan untuk mengubah praktek mengajar sebagai
proses mendapatkan pengetahuan untuk membentuk pola-pola pemikiran siswa. Bruner
menyarankan pentingnya mengubah peranan, perhatian dan tujuan belajar siswa,
mengubah keterampilan siswa kepada pengelolaan kemajuan intelektualnya.
Pengajaran hendaknya mengembangkan fungsi tersebut dan guru hendaknya berupaya
membelajarkan siswa kearah itu. Keefektifan belajar tidak hanya mempelajari
bahan-bahan pengajaran tetapi juga belajar berbagai cara bagaimana cara
memperoleh informasi dan memecahkan masalah. Oleh sebab itu, diskusi, problem solving, seminar akan memperkaya
pengalaman siswa dan mempengaruhi cara belajar.
2. Menstruktur
pengetahuan untuk pemahaman yang optimal.
Tujuan
akhir dari pengajaran berbagai mata pelajaran adalah pemahaman terhadap
struktur pengetahuan. Mengerti struktur pengetahuan adalah memahami
aspek-aspeknya dalam berbagai hal dengan penuh pengertian. Tugas guru adalah
memberi siswa pengertian tentang struktur pengetahuan dengan berbagai cara
sehingga mereka dapat membedakan informasi yang berarti dan yang tidak berarti.
3. Mengurutkan
penyajian bahan pengajaran untuk dipelajari siswa.
Tugas
penting dari guru adalah mengubah pengetahuan menjadi bentuk yang dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir siswa. Bahan pengajaran hendaknya berhubungan,
berurutan dan sesuai dengan kemampuan siswa. Banyak gagasan, konsep, proporsi,
prinsip dan persoalan dari pengetahuan yang dapat disajikan kepada siswa secara
sederhana sehingga dapat dipahami, dikenal dan dikuasainya. Mengurutkan bahan
pengajaran agar dapat dipelajari siswa hendaknya mempertimbangkan kriteria
sebagai berikut:
a. Kecepatan
belajar
b. Daya
tahan untuk mengingat
c. Transfer
bahwa yang telah dipelajari kepada situasi baru
d. Bentuk
penyajian mengekspresikan bahan-bahan yang telah dipelajari
e. Apa
yang telah dipelajarinya mempunyai nilai ekonomis
f. Apa
yang telah dipelajari memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan baru
dan menyusun hipotesis.
4. Sukses,
gagal , ganjaran dan hukuman.
Peranan
penguat dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal.
Penguatan sebaiknya dimulai untuk perbuatan yang ditujukan untuk pengulangan.
Ada dua alternatif yang mungkin dicapai siswa
Manakala dihadapkan dengan tugas-tugas belajar yakni sukses dan gagal. Sedangkan dua alternatif yang digunakan untuk mendorong perbuatan belajar adalah ganjaran dan hukuman. Ganjaran dikaitkan dengan keberhasilan (sukses) hukuman dikaitkan dengan kegagalan.
Manakala dihadapkan dengan tugas-tugas belajar yakni sukses dan gagal. Sedangkan dua alternatif yang digunakan untuk mendorong perbuatan belajar adalah ganjaran dan hukuman. Ganjaran dikaitkan dengan keberhasilan (sukses) hukuman dikaitkan dengan kegagalan.
5. Prosedur
Mendorong Berpikir.
Pengetahuan
yang diperoleh seseorang antara lain dapat dilihat dalam berbagai bentuk
misalnya persepsi terhadap peristiwa, konsep-konsep yang diperolehnya. Pengajaran
hendaknya mengembangkan proses berpikir pemecahan masalah baik dalam
mendapatkan informasi, menggunakan informasi, ataupun dalam memanfaatkan
informasi yang diperolehnya bagi pemecahan masalah yang dihadapinya.
F.
Metode
yang Relevan Dengan Teori Bruner
Metode yang
sesuai dengan teori Bruner diantaranya belajar penemuan (discovery learning), inkuiri, dan problem solving. Bruner menganggap bahwa
belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia
dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Bruner menyarankan
agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan
melakukan eksperimen-eksperimen yang mengijinkan mereka untuk menemukan konsep
dan prinsip itu sendiri.
G.
Alat
Instruksional Menurut Bruner
Bruner
membagi 3 alat instruksional yang dapat mendukung pembelajaran, yaitu:
1. Alat untuk menyampaikan pengalaman
(sebagai pengganti pengalaman yang langsung) yaitu menyajikan bahan yang tidak
dapat mereka peroleh secara langsung di sekolah. Hal ini dapat dilakukan
melalui film, TV, rekaman suara dan sebagainya,
2. Alat model yang dapat memberikan
pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala misalnya model molekul,
model bangun ruang,
3.
Alat
dramatisasi, yakni mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film
tentang alam, untuk memberikan pengertian tentang suatu idea atau gejala,
H.
Penerapan
Teori Bruner Dalam Pembelajaran
1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari
konsep-konsep.
2.
Bantu
siswa untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
3.
Berikan
satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri.
4.
Ajak
dan beri semangat siswa untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya. Jangan
dikomentari dahulu atas jawaban siswa, kemudian gunakan pertanyaan yang dapat
memandu si belajar untuk berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya.
5. Menghadapkan anak
pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah
I. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
|
Kekurangan
|
•
Dapat
memotivasi siswa
•
Memberikan
keterampilan menyelesaikan masalah
•
Dapat
memahami info yang diterima
|
• Tidak semua materi yang ada dalam
matematika sekoah dasar dapat dilakukan dengan metode penemuan.
|
J.
Kesimpulan
Menurut
Bruner, proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, transformasi, dan
evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Dalam belajar ada juga
tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
K.
Referensi
Mulyati,
Psikologi Belajar, 2005, Penerbit
Andi : Yogyakarta.
http://blog.unsri.ac.id/anggriaseptiani/metode-pembelajaran/bruner-piaget/mrdetail/118255/
diunduh
tanggal 20 Februari 2013 jam 11:01
http://dinda91blog.blogspot.com/2011/06/memahami-kemampuan-berpikir-siswa.html diunduh tanggal 20 Februari 2013
jam 11:03
0 comments on "Bruner"
Post a Comment