Tuesday, December 4, 2012

Dongeng "Peri Cantik dan Seekor Itik"

Posted by wahyu cahyani at 9:11 AM


            Alkisah di sebuah kerajaan yang memiliki pemimpin seekor itik. Ratu itik merupakan keturunan bangsawan. Saat ini ia sedang sedih karena tidak dikaruniai anak.  Hartanya yang melimpah tak akan ada artinya tanpa kehadiran anak sebagai penerus kerajaan. Suatu hari, Ratu Itik berbicara pada dayangnya.
            “Dayang, hartaku sangat banyak. Namun, untuk apa?”, kata Ratu Itik.
            “Ratu, banyak orang yang tidak bisa menikmati kehidupan mewah. Bahkan hidupnya sangat kekurangan”, jawab dayangnya.
            “Lalu, apa maksudmu? Aku tidak mengerti”, tanya Ratu Itik.
            “Situasi masyarakat saat ini penuh dengan pertengkaran dan kekerasan. Mungkin Ratu bisa membuat sebuah perlombaan”, jelas si dayang.
            “Perlombaan? Sepertinya menarik. Aku juga bisa lebih dekat dengan rakyatku. Namun perlombaan apa?”, jawab ratu masih bingung.
Dayang tersebut kemudian berpikir sejenak, “Rakyat di sini sangat beragam. Ratu dapat membuat perlombaan mengenai kebudayaan yang ada di masyarakat”. Ratu terlihat kaget dan mengernyitkan keningnya, “Baiklah, dayang. Segera siapkan segala hal untuk mengadakan acara itu”.
            Setiap malam Ratu Itik selalu berdoa agar diberikan keturunan. Sampai pada akhirnya, seorang peri cantik muncul di hadapannya.  
Peri itu mendekati Ratu Itik dan berkata, “Ratu, kalau engkau ingin memiliki anak, kau harus melalui berbagai cobaan yang tak disadari. Bukan kedamaian, tapi akan ada pertengkaran dan perselisihan. Aku akan membantumu dalam situasi itu”.
Ratu Itik tidak dapat berkata apa-apa. Rencananya untuk membuat perlombaanpun akan tetap diadakan. Malam sebelumnya, Ratu Itik merenung dan membuka buku-buku tentang kebudayaan yang ada di daerah kekuasaannya. Ternyata Ratu Itik baru menyadari bahwa dalam keajaannya terdapat banyak sekali keragaman dan perbedaan.
“Waow, banyak sekali. Aku sampai bingung melihatnya”, pikir Ratu Itik.
Hal itu tentu sangat mengganggu pikirannya. Hingga keesokan harinya, Ratu Itik telah siap untuk melihat rakyatnya berlomba mendapatkan hadiah dari Sang Ratu.
“Semangaaaaaat pagiiiiiii saudara-saudara…. Pagi ini kita akan menyaksikan perlombaan yang sangat seru. Lomba ini akan memperebutkan berbagai macam hadiah dari Ratu Itik. Sudah siaaaaaaaap?”, kata-kata dari pembawa acara membuat suasana di depan kerajaan menjadi hiruk pikuk. Rakyat datang dengan sangat antusias untuk melihat kelanjutan acara itu.
Tak berapa lama, pembawa acara kembali mengobarkan semangat dengan teriakan, “Baik, kita sambut peserta pertama dengan Tari Piring…..!!!”.
Lalu ada beberapa penari yang membawa piring di tangannya. Mereka menggunakan piring untuk menari. Namun, di tengah tarian, salah satu penari ceroboh. Piring yang ada di tangannya tidak sengaja terlempar ke arah penonton.
“Praaaaaaang”, suara pecahan piring yang tidak lama kemudian terdengar suara orang kesakitan. Ternyata piring itu mengenai kepala dari salah satu penonton. Kemudian suasana menjadi gaduh. Orang-orang berkerumun dan membawa orang yang terluka tadi.
Pembawa acara berusaha menenangkan kondisi dengan memanggil peserta kedua. “Inilah peserta kedua dengan Kuda Lumping……”, teriak pembawa acara.
Seketika itu juga perhatian penonton tertuju pada kuda lumping yang digunakan oleh para penari. Tarian itu terus berjalan hingga ada salah satu penari mulai kehilangan kesadaran. Dan tiba-tiba penari itu masuk di antara penonton. Suasana kembali rebut. Penonton sangat ketakutan karena hal itu.
“Dayang, apa yang terjadi? Mengapa perlombaan ini menjadi berantakan?”, tanya Ratu Itik dengan cemas.
“Ma…af Ratu, ini semua hal-hal yang diluar perkiraan”, jawab dayang dengan gugup.
Peserta terakhir adalah penari dari Asmat. Berbagai hal yang menarik dari mereka diantaranya gerakan tariannya, kostum dan juga penampilannya. Namun penampilan yang menawan itupun tak berlangsung lama. Dari arah penonton, suasana kembali memanas, bahkan kali ini semakin riuh. Penonton saling mendorong karena mereka ingin melihat lebih dekat. Karena situasi semakin tidak terkendali maka Ratu Itik memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Tiba-tiba, peri cantik datang, “Ratu Itik, sebaiknya kau segera mengumumkan peserta yang menang.”
Namun dengan bingung Ratu Itik segera menenangkan suasana. Penonton memberikan perhatian kepada Ratu Itik. Sekarang waktunya Ratu Itik menyampaikan pengumuman pemenang lomba. Semua penonton menunggu dan tak sabar ingin mengetahui pemenangnya.
Ratu Itik sangat galau akan pilihannya dan dengan tekad yang bulat ia mengumumkan, “Pemenangnya adalah …… Ehm, berbagai hal menjadi pertimbanganku dalam menentukan pemenangnya”.
Banyak penonton yang sudah tidak sabar menunggu hasilnya, “Ratuuu, ayo segera diumumkan!!!”
Ratu kembali berbicara, “Setelah melihat penampilan semua peserta, aku memutuskan bahwa pemenang dari perlombaan ini adalah…. Pemenangnya adalah I…Indone….sia…”
Peri cantik tersenyum gembira, “Baguuuus, Ratu Itik…Persatukan rakyatmu dalam Indonesia…”
“Ya… Indonesia… Aku tidak bisa memilih salah satu. Di tengah berbagai perbedaan dan keberagaman, kita adalah satu. Satu dalam Indonesia. Perbedaan inilah yang membuatku sadar bahwa kita harus menjunjung tinggi toleransi”, sambung Ratu.
Semua penonton menyambutnya dengan tepuk tangan yang meriah. Mulai saat itu tidak ada lagi kekerasan dan perselisihan. Tidak lama kemudian, Ratu dikabarkan telah hamil. Hal itu membuat Ratu Itik senang, demikian juga rakyat Indonesia.



0 comments on "Dongeng "Peri Cantik dan Seekor Itik""

Post a Comment

 

keep smile n full spirit ^ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting