Alkisah di sebuah kerajaan yang
memiliki pemimpin seekor itik. Ratu itik merupakan keturunan bangsawan. Saat
ini ia sedang sedih karena tidak dikaruniai anak. Hartanya yang melimpah tak akan ada artinya
tanpa kehadiran anak sebagai penerus kerajaan. Suatu hari, Ratu Itik berbicara
pada dayangnya.
“Dayang, hartaku sangat banyak.
Namun, untuk apa?”, kata Ratu Itik.
“Ratu, banyak orang yang tidak bisa
menikmati kehidupan mewah. Bahkan hidupnya sangat kekurangan”, jawab dayangnya.
“Lalu, apa maksudmu? Aku tidak
mengerti”, tanya Ratu Itik.
“Situasi masyarakat saat ini penuh
dengan pertengkaran dan kekerasan. Mungkin Ratu bisa membuat sebuah
perlombaan”, jelas si dayang.
“Perlombaan? Sepertinya menarik. Aku
juga bisa lebih dekat dengan rakyatku. Namun perlombaan apa?”, jawab ratu masih
bingung.
Dayang
tersebut kemudian berpikir sejenak, “Rakyat di sini sangat beragam. Ratu dapat
membuat perlombaan mengenai kebudayaan yang ada di masyarakat”. Ratu terlihat
kaget dan mengernyitkan keningnya, “Baiklah, dayang. Segera siapkan segala hal
untuk mengadakan acara itu”.
Setiap malam Ratu Itik selalu berdoa
agar diberikan keturunan. Sampai pada akhirnya, seorang peri cantik muncul di
hadapannya.
Peri
itu mendekati Ratu Itik dan berkata, “Ratu, kalau engkau ingin memiliki anak,
kau harus melalui berbagai cobaan yang tak disadari. Bukan kedamaian, tapi akan
ada pertengkaran dan perselisihan. Aku akan membantumu dalam situasi itu”.
Ratu
Itik tidak dapat berkata apa-apa. Rencananya untuk membuat perlombaanpun akan
tetap diadakan. Malam sebelumnya, Ratu Itik merenung dan membuka buku-buku
tentang kebudayaan yang ada di daerah kekuasaannya. Ternyata Ratu Itik baru
menyadari bahwa dalam keajaannya terdapat banyak sekali keragaman dan
perbedaan.
“Waow,
banyak sekali. Aku sampai bingung melihatnya”, pikir Ratu Itik.
Hal
itu tentu sangat mengganggu pikirannya. Hingga keesokan harinya, Ratu Itik
telah siap untuk melihat rakyatnya berlomba mendapatkan hadiah dari Sang Ratu.
“Semangaaaaaat
pagiiiiiii saudara-saudara…. Pagi ini kita akan menyaksikan perlombaan yang
sangat seru. Lomba ini akan memperebutkan berbagai macam hadiah dari Ratu Itik.
Sudah siaaaaaaaap?”, kata-kata dari pembawa acara membuat suasana di depan
kerajaan menjadi hiruk pikuk. Rakyat datang dengan sangat antusias untuk
melihat kelanjutan acara itu.
Tak
berapa lama, pembawa acara kembali mengobarkan semangat dengan teriakan, “Baik,
kita sambut peserta pertama dengan Tari Piring…..!!!”.
Lalu
ada beberapa penari yang membawa piring di tangannya. Mereka menggunakan piring
untuk menari. Namun, di tengah tarian, salah satu penari ceroboh. Piring yang
ada di tangannya tidak sengaja terlempar ke arah penonton.
“Praaaaaaang”,
suara pecahan piring yang tidak lama kemudian terdengar suara orang kesakitan.
Ternyata piring itu mengenai kepala dari salah satu penonton. Kemudian suasana
menjadi gaduh. Orang-orang berkerumun dan membawa orang yang terluka tadi.
Pembawa
acara berusaha menenangkan kondisi dengan memanggil peserta kedua. “Inilah
peserta kedua dengan Kuda Lumping……”, teriak pembawa acara.
Seketika
itu juga perhatian penonton tertuju pada kuda lumping yang digunakan oleh para
penari. Tarian itu terus berjalan hingga ada salah satu penari mulai kehilangan
kesadaran. Dan tiba-tiba penari itu masuk di antara penonton. Suasana kembali
rebut. Penonton sangat ketakutan karena hal itu.
“Dayang,
apa yang terjadi? Mengapa perlombaan ini menjadi berantakan?”, tanya Ratu Itik
dengan cemas.
“Ma…af
Ratu, ini semua hal-hal yang diluar perkiraan”, jawab dayang dengan gugup.
Peserta
terakhir adalah penari dari Asmat. Berbagai hal yang menarik dari mereka
diantaranya gerakan tariannya, kostum dan juga penampilannya. Namun penampilan
yang menawan itupun tak berlangsung lama. Dari arah penonton, suasana kembali
memanas, bahkan kali ini semakin riuh. Penonton saling mendorong karena mereka
ingin melihat lebih dekat. Karena situasi semakin tidak terkendali maka Ratu
Itik memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Tiba-tiba,
peri cantik datang, “Ratu Itik, sebaiknya kau segera mengumumkan peserta yang
menang.”
Namun
dengan bingung Ratu Itik segera menenangkan suasana. Penonton memberikan
perhatian kepada Ratu Itik. Sekarang waktunya Ratu Itik menyampaikan pengumuman
pemenang lomba. Semua penonton menunggu dan tak sabar ingin mengetahui
pemenangnya.
Ratu
Itik sangat galau akan pilihannya dan dengan tekad yang bulat ia mengumumkan,
“Pemenangnya adalah …… Ehm, berbagai hal menjadi pertimbanganku dalam
menentukan pemenangnya”.
Banyak
penonton yang sudah tidak sabar menunggu hasilnya, “Ratuuu, ayo segera
diumumkan!!!”
Ratu
kembali berbicara, “Setelah melihat penampilan semua peserta, aku memutuskan
bahwa pemenang dari perlombaan ini adalah…. Pemenangnya adalah I…Indone….sia…”
Peri
cantik tersenyum gembira, “Baguuuus, Ratu Itik…Persatukan rakyatmu dalam
Indonesia…”
“Ya…
Indonesia… Aku tidak bisa memilih salah satu. Di tengah berbagai perbedaan dan
keberagaman, kita adalah satu. Satu dalam Indonesia. Perbedaan inilah yang
membuatku sadar bahwa kita harus menjunjung tinggi toleransi”, sambung Ratu.
Semua
penonton menyambutnya dengan tepuk tangan yang meriah. Mulai saat itu tidak ada
lagi kekerasan dan perselisihan. Tidak lama kemudian, Ratu dikabarkan telah
hamil. Hal itu membuat Ratu Itik senang, demikian juga rakyat Indonesia.
0 comments on "Dongeng "Peri Cantik dan Seekor Itik""
Post a Comment